Saturday, May 2, 2015

Laut Itu Rindu Tanpa Akhir

Sumber Foto : gettyimages.com
Pertama kali aku mendengarnya, Wempy. Saat dia berdiri santai di depan kita. Duduk acuh di meja, menjawab tanya dan menjelaskan berbagai hal mengenai dunia kata. Dan kamu membisiki dengan lembut, Wempy.

Jangan jatuh cinta padanya, Na. Begitu ujarmu mengingatkan. Dan aku melanggarnya di detik yang sama. Aku telah jatuh cinta sejak hari pertama dari lima hari itu usai. Di hari pertama itu, Wempy, aku mengenal rasa cinta dan rindu.
Dia membingkai hatiku. Bukan karena tampannya, karena kamu dan aku sepakat, dia memang tidak tampan. Tapi kita juga sepakat bagaimana menggambarkan dirinya. Melukiskan keberadaannya yang bagiku seperti lautan.

Gambarkan dia menurut khayalmu, Wempy. Dan kamu merenung sejenak sebelum berbisik menjawab. Dia adalah kota tua, yang porak poranda terkena gempuran bom curah sekutu, saat perang dunia pertama. Dia adalah gagak yang terluka, namun mencoba terbang tegar dengan sayap yang tercerai berai. Dia adalah matahari senja saat hujan membadai menderu-deru.

Aku juga melihatnya begitu, Wempy. Sayapnya telah lama patah, namun dia masih melangkah karena tahu terbang sudah tak mungkin. Langkahnya satu-satudan tertatih, tapi dia menolak lupakan impiannya. 

"Dengan satu atau lain cara, saya akan meraih impian saya. Atau setidaknya saya akan menghadap Tuhan dengan bangga, karena bisa berkata, Saya mencobanya Tuhan. Semampu saya."

Dan Wempy, dia mengatakannya sambil tersenyum. Kamu tahu kan, senyum orang-orang yang hidupnya telah diuji dengan rasa sakit, dan penghianatan. Senyum yang diisi dengan kegembiraan, tapi tak bisa menghilangkan lukanya.

Sejak hari itu aku juga tidak melupakan kata-katanya yang lain. Mengenai lautan.

Lautan adalah kesetiaan dan rindu abadi. Tak perduli bagaimana kehidupan berjalan, Laut akan terus membelai pantai, dengan kasih sayang tulus. Setia tanpa batas, dan terus, karena laut selalu merindukan pantai.

Dan kamu mengatakan jangan jatuh cinta padanya, Wempy. Bagaimana caranya? Katakan bagaimana caranya aku tak jatuh cinta pada laki-laki seperti dia, yang ku tahu akan mencintai wanitanya seperti lautan kepada pantai.

Kamu lihat laut hari ini Wempy? agak mendung langitnya. Tapi laut setia terus membelai pantai. Dan kita berdua disini, Wempy. Memandangi laut, dengan rindu yang mulai tumbuh. Karena akan lama, kita bisa kembali melihat laut dan kesetiaannya kepada pantai. Disana tak ada laut. Hanya rimbun hijau pepohonan hutan yang mengisi bukit lembah dan pegunungan.

Tas dan kotak yang memuat hidup dan mimpiku sudah kukemas sejak kemarin. Antara senang dan sedih, tapi kita akan pergi besok. Lagi, Pergi membangun dan menelusuri jejak masa lalu. Aku terpecah antara gembira dan sedih. Dan kamu tahu kenapa aku gembira, Wempy.

Karena dia.

3 comments:

  1. Romantis sekali... 😍
    Selalu mencintai seperti laut yang mencintai pantai dan seperti buih yang selalu merangkul pasir. Salam kenal Na. 😉

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal kk, mohon bimbingan ya. Na masih baru di dunia blog.

      Delete
    2. Wah.. kk ne yang sepertinya butuh bimbingan. Hehehe. Lebih aktif na di blog. Mampir ya ke blog kk lissabellaputrii.blogspot.com

      Delete