Friday, May 8, 2015

Katakan Padaku, Apa Warna Kematian Itu

Sumber Foto : Flickr.com
Dua malam berlalu dan aku masih dalam belitan panik yang kembali menggila. Jangan tanyakan kenapa pada jiwa yang rusak ini. Karena kamu tentu paham. Bila aku dapat menarasikan sebab dan maknanya, maka aku bukanlah Sarinah yang meringkuk sepi mengunci diri. Saat itu, aku sudah bukan lagi pasien baik yang diminta berulang kali menjelaskan hal yang aku sendiri tak mampu memahaminya.

Dan semua bersumber dari satu ketidaknyamanan serupa debu kecil. Lalu menggila menjadi badai, yang mengangkat semula segala kenangan lama. Yang selama sembilan puluh perputaran matahari itu sempat ku tenggelamkan jauh dan nyaris terlupakan.

Kamu tahu, Na. Kebiasaanmu untuk menyusun kata dan memperumitnya selalu muncul setiap kamu mencoba melupakan cemasmu. Dan kenyataannya hanya membuatmu terbeban. Kata-katamu merumit dan begitu juga pikiranmu. Wempy menatapku lalu bersandar menjengukkan kepala melihat danau.

Aku tahu, Wempy. Ketika aku mulai merasa tak nyaman, aku teringat pada tulisan-tulisan Murakami, Ghibran dan Seno Gumira Ajidarma. Dan itu membuatku teringat pada cara mereka menulis. Dan kamu tahu juga kan, aku suka bermain-main dengan kata. Lucu melihat kata yang sederhana bisa menjadi rumit dan berat hanya dengan sedikit penyesuaian padanan kata. Dan itu agak menghibur.

Lalu kenapa tulisanmu melantur kemana-mana, Na. Bukan ini yang kamu pikirkan tadi.

Aku sedikit tersenyum. Ya, aku bukan sedang memikirkan apa yang kutuliskan. Alasanku membuka dan menyalakan komputer tadi adalah warna. Aku sedang berpikir, apa warna kematian.

Mengapa hitam, atau putih. Seakan kematian adalah penghukuman, sesuatu yang gelap dan mengerikan. Atau putih, seolah kematian itu pencapaian spiritual yang suci membebaskan dari dosa.

Mengapa kematian tak diwarnai dengan ungu, atau biru, atau kuning seperti morning glory. Atau merah seperti mawar. Ku rasa menarik bila kematian diberi pilihan warna ceria. Warna pelangi sebagai pilihan. Toska juga menarik. Atau biru kehijauan, seperti warna laut ketika musim kemarau, ketika laut tenang dengan ombak kecil.

1 comment: